Memasuki hari keempat, pengungsi Gunung Agung terus berdatangan ke Kabupaten Klungkung. Bahkan, penempatannya tak lagi terpusat di GOR Swecapura, Desa Gelgel, namun sudah tersebar ke sejumlah balai banjar, gedung kosong dan rumah warga di sekitar wilayah kabupaten Klungkung.
Berdasarkan hasil pendataan BPBD Klungkung hingga pukul 06.30 Wita, Minggu (24/9), tercacat pengungsi tersebar di 84 titik pengungsian dengan total 10.946 jiwa (2.359 KK), yang terdiri dari 4.705 laki-laki, 4.493 perempuan, 812 SD, 441 SMP, 408 SMA, 526 lansia dan 655 balita. Angka tersebut akan terus mengalami peningkatan, sebab saat ini masih banyak warga Karangasem terutama yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) belum mau mengungsi atau meninggalkan tempat tingalnya.
Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta menyatakan penanganan pengungsi terus dimaksimalkan. Meskipun, diakuinya, perkembangan jumlah pengungsi akibat naiknya aktivitas Gunung Agung di luar dugaannya.
Namun, karena telah dilakukan persiapan jauh-jauh hari, hal tersebut tidak menjadi kendala. “Tentu ini tidak mudah kita lakukan koordinasi, tetapi dengan persiapan yang telah kami rancang jauh-jauh hari sebelumnya, kita bisa melakukan dengan baik, meskipun harus kita lakukan evaluasi dan briefing setiap pagi dan sore, sehingga kelemahan yang kita alami bisa kita atasi secepat mungkin,” ujar Suwirta.
Sejauh ini, bantuan logistik dari masyarakat terus mengalir. Bahkan, pihaknya mengapresiasi masyarakat Klungkung yang mempunyai jiwa empati dan rasa kebersamaan yang tinggi kepada saudaranya yang mengalami musibah dengan menawarkan rumahnya untuk dijadikan tempat tinggal para pengungsi.
Bahkan, masyarakat Klungkung terutama sekaa truna dan PKK ikut andil dalam menyiapkan memasak makanan di posko Gor Swecapura. “Ini menandakan bahwa masyarakat kita sudah siap menampung jika pengungsi akan terus berdatangan nantinya ke daerah kami,” tandasnya.
Kendati demikian, untuk penyebaran logistik, pihaknya masih kekurangan relawan-relawan yang sudah ada belum terkoodiniir dengan baik. Suwirta menghimbau kepada masyarakat Bali dan masyarakat Klungkung pada khususnya yang ingin menjadi relawan agar segera mendaftar ke posko pengungsian di Gor Swecapura. “Para Relawan akan dikoordinir oleh panitia di Posko pengungsian, sehingga orang yang ada di Gor pengungsian ini bisa melaksanakan tugas secara maksimal,” pungkasnya.
Berdasarkan hasil rapat yang dipimpin langsung oleh Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, koordinasi relawan ini diserahkan ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Klungkung. Mulai hari Minggu, 24 September 2017 secara bergiliran staf Kesbangpol ditugaskan untuk menjaga pos pendaftaran relawan. Warga masyarakat yang ingin menjadi relawan tinggal mendaftar di pos ini. Ada empat jenis relawan yang dapat dipilih yaitu Dapur Umum, Logistik, Kesehatan, dan Kebersihan. Para relawan akan diberikan tanda pengenal yang dipakai selama bertugas.