Badan Kesatuan bangsa dan Politik kabupaten Klungkung mengirimkan perwakilannya dalam sosialisasi bela negara melalui acara Forum Dialog Peningkatan Kesadaran Bela Negara yang digelar oleh Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Ditjen Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bertempat di hotel Singgasana, Kota Makassar, Selasa (13/2/2019). Forum Dialog yang dilaksanakan dalam rangka penguatan karakter bangsa bagi aparat/aparatur dan masyarakat diikuti oleh 230 peserta yang terdiri dari Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik wilayah Indonesia Timur
Penyelenggaraan sosialisasi tersebut dilakukan berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Bela Negara Tahun 2018-2019\. Tujuannya untuk memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta meningkatkan kesadaran bela negara dan jiwa nasionalisme. Untuk memperkokoh NKRI diperlukan kesadaran bela negara yang pada hakikatnya merupakan pola sikap dan perilaku yang dijiwai kecintaannya kepada Tanah Air. Dan menjaga keutuhan wilayah Indonesia adalah tanggung jawab dan kewajiban setiap warga Negara.
Kepala Badan Kesbangpol Sulawesi Selatan Asmanto Baso Lewa sebagai tuan rumah mengemukakan, untuk memaksimalkan rencana aksi Inpres Nomor 7 Tahun 2018, butuh dukungan penuh dari pemerintah pusat. Terutama dari segi pendanaan. Dalam persoalan kekinian, kata Asmanto, metode bela negara bisa dimasukkan dalam aktifitas sederhana di kehidupan sehari-hari.
“Kalau penerapan, jika anggaran ada tentu rencana aksi bisa dilakukan. Konsep bela negara sebenarnya sudah ada. Tinggal mau diharmonisasikan. Ke depan akan kita sesuaikan,” ungkap Asmanto.
Apalagi, lanjut dia, sebelum Inpres Nomor 7 Tahun 2018 keluar, pemerintah terlebih dahulu sudah mengeluarkan Permendagri Nomor 38 Tahun 2011
Dalam sambutannya sebelum membuka kegiatan, Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Dirjen Polpum), mengatakan bahwa bela negara bukan militerisme. Dewasa ini Indeks Ketahanan Nasional Indonesia masih belum maksimal, masih erada pada tingkatan menengah. Butuh implementasi aksi untuk menumbuhkan jiwa dan semangat patriotisme, cinta tanah air serta bela negara yang memicu indeks ketahanan nasional menjadi maksimal.
“Rela berkorban bagi bangsa dan negara, yakni setiap langkah dan tindakan tidak hanya mementingkan diri sendiri, tetapi lebih dari itu bahwa kemaslahan umumlah yang utama, dan mampu melihat kepentingan jauh kedepan untuk kepentingan negara dan bangsa,” ujarnya.
Soedarmo mengatakan Inpres ini perlu disosialisasikan karena baru terbit. Dia menekankan, jika selama ini, pola berpikir masyarakat selalu mengaitkan militerisme dengan agenda bela negara. Itu harus dihilangkan. Banyak cara yang dilakukan untuk menumbuhkan jiwa bela negara.Salah satunya, dengan menanamkan benih cinta tanah air. Dia menekankan, jika jiwa dan semangat bela negara lemah, akan turun nasionalisme.
“Kalau lemah, negara akan mudah dihancurkan dari berbagai aspek,” ungkap Soedarmono.
Sebagai ujung tombak dalam mengimplentasikan agenda bela negara ini, para aparat negara menjadi garda terdepan. Kesbangpol yang menjadi komponen terdepan dalam masalah bela negara.
Lebih lanjut ditegaskan pula rencana dari Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Dirjen Polpum) yang akan mengadakan roadshow ke daerah-daerah Indonesia untuk lebih mensosialisasikan Inpres ini dalam rangka penguatan kualitas bela negara dan karakter bangsa. # Salam Gema Santi