Generasi milenial harus bisa mengarusutamakan dan membumikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan kemajuan teknologi. Wujud nyatanya, generasi milenial harus mampu melawan aneka konten negatif di media sosial secara kreatif dengan konten positif,informatif, menghibur, dan inspiratif. Demikian disampaikan oleh Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo dalam sebuah acara di Jakarta.
Lebih lanjut Romo Benny menyatakan bahwa agama harus bersatu untuk mengatasi persoalan ketimpangan sosial dan menggunakan alat komunikasi modern untuk mempererat tali persaudaran. Komunitas lintas agama dengan merajut persaudaran lewat dialog kehidupan, karya, teologis, titik persamaan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
“Agama harus menjadi inspirasi kemajuan bagi tumbuhnya optimistis bangsa. Semua itu untuk mewujudkan nilai-nilai konstitusi yakni masyarakat cerdas, sejahtera, dan memiliki jati diri sebagai bangsa, mampu mewujudkan tata keadaban public,” papar Romo Benny.
Romo Benny juga menegaskan, Pancasila harus menjadi sprit pembaruan dalam keadaban politik, ekonomi, budaya, dan sistim pendidikan. Nilai adab adalah mengaktualisasikan nilai Pancasila menjadi ideologi yang memberi roh kebijakan dan tata kelola dalam pengambilan kebijakan. Bila dikaitkan dengan peran agama, agama itu menguatkan dan sejalan dengan Pancasila dan Pancasila lahir salah satunya dari agama yang ada di Indonesia.
Oleh karena itu Romo Benny menekankan peran penting generasi milenial dalam menguatkan Pancasila. Menurutnya, generasi milenial harus bisa memanfaatkan teknologi untuk mengarusutamakan Pancasila. Generasi milenial harus menggunakan teknogi dengan bijak, termasuk dalam mengarusutamakan Pancasila dengan cara yang kekinian, menarik, inspiratif, dan edukatif.
“Generasi milenial harus bisa mengarusutamakan Pancasila dengan gayanya sendiri sesuai dengan kemajuan teknologi saat ini,” pungkas Romo Benny. # Salam Gema Santi