Polemik berkepanjangan terkait perayaan bersama hari raya Imlek di kabupaten Klungkung berujung kesepakatan bersama. Kesepakatan antar masyarakat etnis Tionghoa di kabupaten Klungkung ini terwujud dalam pertemuan yang dimediasi oleh Badan Kesbangpol Kabupaten Klungkung di kantor setempat hari Rabu (5/2/2020). Pertemuan yang dipimpin langsung oleh Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Klungkung Drs. I Wayan Sujana ini dihadiri oleh kedua belah pihak yang selama ini berbeda pendapat dalam perayaan Imlek, yaitu kelompok masyarakat yang tergabung dalam organisasi Masyarakat Konghucu Indonesia (MAKIN) kabupaten Klungkung serta yayasan Suka Duka Tulus Hati. Turut hadir perwakilan dari instansi terkait seperti dari Dinas Kepemudaan dan Olahraga, Kementerian Agama, Pengurus FKUB kabupaten Klungkung dan instansi lainnya.
Dalam sambutan pembukaannya, Kaban Kesbangpol menyatakan bahwa pertemuan ini adalah untuk menyatukan persepsi masyarakat Tionghoa yang beragama Konghucu dan Budha dalam merayakan Imlek. Sangat diharapkan nantinya perayaan Imlek dapat dilaksanakan secara bersama-sama, sehingga kerukunan dan kedamaian yang selama ini sudah tercipta dapat ditingkatkan. Apalagi dalam perayaan bersama ini tersedia anggaran dari Pemkab Klungkung, diharapkan agar anggaran tersebut dapat terserap dengan baik dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya.
Ketua FKUB Kabupaten Klungkung Gusti Made Warsika menyatakan bahwa tugas FKUB adalah untuk memelihara dan merawat kerukunan antar umat beragama, oleh karena itu pihaknya berharap perayaan Imlek dapat dilaksanakan secara bersama-sama.
“Imlek merupakan perayaan masyarakat Tionghoa, jangan dimasukkan ke ranah agama agar tidak menimbulkan perbedaan”, ujar Gusti Warsika.
Sementara itu dari pihak MAKIN kabupaten Klungkung menyambut baik atas prakarsa pertemuan ini dan sangat mendukung apabila Imlek dapat dirayakan secara bersama-sama, namun penanggung jawab penggunaan dana harus jelas karena menggunakan anggaran pemerintah daerah.
Harapan untuk perayaan Imlek secara bersama-sama juga disuarakan oleh kelompok masyarakat Tionghoa yang bernaung di bawah Yayasan Suka Duka Tulus Hati. Dijelaskan bahwa anggota Yayasan mereka memeluk berbagai agama, ada yang Kristen, Islam, Hindu dan sebagian besar beragama Budha. Mereka memperingati Imlek sebagai pergantian musim dingin ke musim semi.
“Perayaannya merupakan ungkapan suka cita, berkumpul dan menikmati hidangan bersama-sama”, ujar salah satu pengurus Yayasan Suka Duka Tulus Hati.
Berdasarkan penjelasan dari pihak Yayasan, sebelumnya kedua belah pihak sudah sempat melakukan negosiasi, namun belum memperoleh titik temu terkait tempat pelaksanaan perayaan dan penanggung jawab perayaan. Pada prinsipnya meraka siap untuk merayakan Imlek secara bersama-sama.
Dari pernyataan kedua belah pihak, akhirnya disepakati mulai tahun 2021 perayaan Imlek akan dilaksanakan secara bersama-sama. Kesepakatan itu dituangkan dalam sebuah surat kesepakatan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan saksi-saksi yang hadir serta diakhiri dengan sesi foto bersama.
“Semoga dengan kesepakatan ini tidak ada lagi perayaan Imlek yang dilaksanakan secara terpisah, masyarakat Klungkung dari etnis Tionghoa dapat merayakan Imlek secara bersama-sama dengan penuh sukacita dan kedamaian. Untuk panitia pelaksana nantinya akan dibicarakan lebih lanjut bersama Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Klungkung”, pungkas Wayan Sujana sembari menutup pertemuan. # Salam gema santi